Langsung ke konten utama

Tips Irit saat Covid dan Jadikan Kebiasaan Barumu

Semenjak covid-19 melanda, naluri untuk berhemat atau irit kian menjadi. Sejak Maret hingga Agustus 2020 ini, ternyata banyak kebiasaan baru dalam mengelola uang yang sebelumnya tidak aku sadari ternyata besar sekali manfaatnya dalam hal mengelola uang khususnya dalam hal penghematan.

Mungkin bukan hanya aku saja yang mengalaminya ya, terlebih kalau mengalami penurunan pendapatan atau kehilangan pekerjaan, otak langsung berpikir pos mana lagi yang dapat dibumi hanguskan selain tentunya berpikir jungkir balik juga peluang apa yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pemasukan bulanan.

sumber:www.pixabay.com


Tips mama angrumaoshi kali ini akan lebih membahas tentang kebiasaan baru yang tercipta dalam rangka meniadakan pengeluaran-pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu keluar.

1. Diskon
Kalau dulu aku berpikir apa ya nih yang lagi diskon (sambil melihat-lihat katalog promo diskon dimana pun) lalu melancarkan ilmu cucokologi, dicocokkan dengan kebutuhan yang perlu dipenuhi/dibeli. Saat covid pemikiran tersebut dibalik. Aku membuat list kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi/dibeli baru kemudian melihat apakah ada diskon terhadap barang yang aku butuhkan tersebut. Barang-barang yang diskon gede banget pun kalau gak masuk list kebutuhan saat ini langsung skip saja. Ternyata efeknya berbeda ya, cari diskonan lalu dicocokkan dengan list kebutuhan dengann kebalikannya. Walau terkesan sama, pada prakteknya kita akan tergiur dengan barang-barang yang bukan kebutuhan saat ini yang memberikan diskon gede untuk dibeli (rasanya kayak untung banget gitu bisa mendapatkan diskon sebesar itu serta rasanya rugi banget kalau tidak memanfaatkan diskon yang ada) padahal itu hanya rasa semu belaka. Hal ini juga berlaku jika mendapatkan voucher-voucher diskon, jika tidak butuh ya biarkan saja voucher tersebut hangus. Karena membeli barang pada saat diskon besar ketika kita tidak membutuhkan barang tersebut adalah sebuah pemborosan yang nyata berbalut rasa semu telah berhemat yang luar biasa. 

2. No stock barang
Tidak ada timbun-menimbun, mumpung diskon nih sekalian aja dibeli banyak toh nanti juga pasti habis karena setiap bulan pasti akan butuh. Kebiasaan menimbun barang habis pakai alias kebutuhan pokok misalnya beras, minyak, deterjen, shampoo, sabun, makanan kecil, susu, popok dan lainnya yang masih mempunyai masa berlaku barang (expired) yang masih lama ini ternyata memberikan efek kepada penghematan. Maksudnya ketika kita melihat persediaan di rumah masih banyak maka kita akan cenderung ingin menghabiskan lebih banyak. Jadi dengan kita menimbun barang di rumah walaupun kita membelinya saat diskon, pemakaian menjadi lebih besar dari biasanya. Contoh yang sangat nyata ketika menimbun makanan kecil, sebanyak apa pun ya kalau dihabiskan dalam 1-2 hari ternyata bisa-bisa saja. Belum lagi membuat rumah penuh dan memberi efek untuk ingin cepat menghabiskannya supaya kosong lagi. Jadi yang awalnya mau berhemat karena mendapat diskon ternyata jadi tidak berhemat deh.

3. Wisata 
Saat pandemi mesti pilih-pilih objek wisata selain karena bahaya covid mengintai di luar sana, tentunya juga juga harus pilih-pilih tempat wisata yang sesuai dengan kantong. Wisata ke alam terbuka menjadi pilihan banyak orang ketika pandemi khususnya wisata keluarga. Tiket untuk wisata di alam terbuka ini ada yang mahal juga ada yang murah loh. Walau begitu perlu dilihat protokol kesehatannya ya dan banyaknya orang di tempat wisata tersebut. Tips irit saat berwisata itu khususnya disaat pandemi : cek ricek harga tiket wisata dan sepi atau ramai tempat wisata tersebut. Lalu bawalah sendiri air minum dan makanan kecil selama di perjalanan serta hand sanitiser. Masker bersih juga harus selalu dibawa dan diganti setiap 4 jam sekali. Supaya irit dan merasa aman juga setiap melihat tempat cuci tangan segeralah cuci tangan dengan bersih. Biasakan juga menjaga jarak dan tidak menyentuh apa pun yang tidak perlu. Wisata alam favoritku selama pandemi adalah mengejar sunrise dan sunset serta ke air terjunBerwisata berputar-putar di dalam kota atau ke kota sebelah tanpa turun dari kendaraan juga menjadi wisata favorit keluarga kami, khususnya jika punya anak kecil ya. Anak kecil yang masih sulit untuk selalu memakai maskernya dengan benar membuatku enggan untuk turun dari kendaraan. Mereka sebenarnya cukup senang melihat kerlap-kerlip lampu kota di kala malam atau pemandangan yang indah dari balik jendela kendaraan. Contoh wisata semarang di kala malam antara lain dengan memutari simpang lima yang banyak kerlap-kerlip lampunya. Jadi wisata ala muter-muter seperti ini hemat juga hanya bermodalkan bensin saja.

Jadi kalau dirangkum nih kebiasaan baruku saat pandemi covid-19 ini, say good bye to discount, big no no shopping in the mall, dan go back to nature or just go around the city.



Komentar

  1. Ah iya bener juga ya mba kli menimbun / nyetok itu tetep saja kalau dihitung-hitung anggarannya jadi lebih gede daripada beli seperlunya. Trims tips2 nya mba..

    BalasHapus
  2. Ah iya benar. Yuni juga merasakan bagaimana pahitnya kehilangan pekerjaan di saat pandemi. Harus benar-benar ekstra dalam mengatur keuangan.

    Yuni juga merasakan bagaimana menahan hasrat untuk berwisata. Hehehe

    BalasHapus
  3. Aku suka nyetok barang kaya detergent dan sabun mbak hehehe alhamdulillah masih terkontrol...

    BalasHapus
  4. Aku tipe yang nggak nyetok juga Mba, ehehhe soalnya kadang kalau nyetok tuh kadaluarsa atau barangnya takut rusak. Karena kan barang ngedrop di toko juga lama kan. Akhirnya kalau beli ya udah langsung aja habis beli. Alhamdulillah ya mba pandemi bikin irit.

    BalasHapus
  5. Sejak adanya pandemi stok yang melimpah di rumahku ya di kulkas mbak. Sebisa mungkin belanja kebutuhan dapur seminggu sekali. Takut euy, di kecamatan tempatku peningkatan pasien covid naik tajam

    BalasHapus
  6. Memang dimasa pandemi ini keuanganku susah banget mbak. Jadi banyak ngandalin diskon juga. Wkwkwkwk

    BalasHapus
  7. Masih sering tergoda diskon nih dan juga belum rajin mencatat list kebutuhan. kalaupun dicatat kadang cuma seperlunya dan belum mendetail. Alhasil belanja mengandalkan perasaan. Beli barang A krn mikirnya di rumah ga punya stok, eh...pulang2 ternyata masih ada stok. Duh!

    BalasHapus
  8. Ahahaha. Aku langsung merasa tertampar sejak poin 1 nih Mbak, udah 3hari ada barang-barang di 'keranjang' menunggu dicheckout �� dan itu semua gara2 diskon ��

    BalasHapus
  9. Aku udah lama move on sama diskon pakaian atau tas atau sepatu. Gak pernah juga nimbun makanan. Etapi masih nimbun buku, hihiii

    BalasHapus
  10. Aku juga gt wisata keliling kota ajaa. Kalo pas ada spot foto bagus dan pas sepi turun bentar pepotoan xixi.

    BalasHapus
  11. Bener banget. Ngeliat diskon tuh sebenarnya malah jebakan banget ya untuk kita. Tadinya ga pengin belanja malah jadi belanja sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan.

    BalasHapus
  12. Terima kasih mbak dah kasih tips ngirit disaat covid. Memang kalau liburan aku enggak deh, soalnya anak² masih kecil² dan gak mau juga sih liburan. Paling banter ke pantai dan berangkat pagi buta��

    BalasHapus
  13. Waduh jadi melihat diri sendiri yang sering tergiur diskon tapi trus ternyata barangnya sebenarnya ga terlalu diperlukan jadi kalo dipikir malah boros, apalagi voucher voucher gitu karena tergiur trus di tukerin tapi nambah uang lagi seringnya hihihi aku musti lbh bijak lagi

    BalasHapus
  14. Hal yang paling sulit di masa pandemi adalah berhemat. Selama di rumah aja hal yang paling boros adalah makanan , karena biaya makan dirumah bertambah, jadi untuk berhemat harus rajin masak cemilan dari pada jajan.
    -NurS_

    BalasHapus
  15. Tipsnya sangat bermanfaat ini mbak, aku pribadi masih sangat kekusahan berhemat disaat pandemi begini. Masih suka belanja yang gak terlalu penting.

    BalasHapus
  16. Sama. Selain itu saya sudah tidak menjadi anggota tempat kebugaran berbayar. Jadi olahraganya, cukup dari rumah saja.

    BalasHapus
  17. Godaan diskon memang tiada duanya, sih. Aku juga sangat melakukan penghematan selama pandemik ini. Ngomong sama diri sendiri, silakan aja kalau mau beli ini itu yang nggak penting-penting amat. Duit habis, nggak bisa beli beras, tanggung sendiri ya.

    Dan itu mengerikan banget, hahaha ...

    Aku malah belum pergi wisata sama sekali. Masih pikir-pikir. Ke tempat terbuka pun lumayan khawatir kalau ada bekas droplet di mana gitu. Anak-anak kan mungkin bisa kelupaan pegang macam-macam. Jadi kami di rumah sajalah bikin konten, hahaha ...

    BalasHapus
  18. Hiks iya nih aku masih tergoda diskon dengan dalih buat nyetok barang. Bisa hemat beberapa bulan tapi ga bisa makan wkwwk

    BalasHapus
  19. Akupun kalau belanja sesuatu suka liat diskon dulu hahaha.
    Untuk wisata cari alam terbuka yang lebih murah meriah ya. Yang penting tetap happy 😊

    BalasHapus
  20. Diskonan itu....kalau ada mesti dimanfaatkan dengan bijak. Tapi kalo nggak dikasih diskon, bagiku pantang minta diskonan. :)

    BalasHapus
  21. Setuju banget kalau saat pandemi kita harus lebih pintar mengatur uang. Btw saya juga kalau mau jalan ke alam terbuka dan jauh dari keramaian rasanya lebih segar kk.

    BalasHapus
  22. Tipsnya oke juga nih diterapkan, aku malah suka belanja barang kalau lagi ada promo, emang bener sih jatuhnya malah boros dan mubazir

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Green Jobs, Peluang Kerja Indonesia Kini

  Pertama kali mendengar  green jobs itu, jujur aku tidak paham sama sekali. Tukang kebunkah? Naturalist? Ahli Botani? Pekerjaan yang ramah lingkungankah? Hingga akhirnya aku mengetahui apa yang dimaksud tersebut. Dugaanku ternyata benar, bahwa Green Job secara mudah didefinisikan dengan pekerjaan yang ramah lingkungan. Namun jika mengutip definisi dari International Labour Organization (ILO), definisinya tidak hanya itu namun harus memenuhi 3 hal, yaitu : pekerjaan yang ramah lingkungan dari sisi prosesnya,  pekerjaan yang ramah lingkungan dari sisi produk dan jasa yang dihasilkan dan  pekerjaan yang dapat memberikan penghidupan yang layak.   Sepintas yang terlintas di pikiran tentang pekerjaan ini berarti pekerjaan yang berkaitan langsung dengan alam/lingkungan hidup seperti contohnya : ahli manajemen sampah, ahli energi terbarukan, ahli kehutanan, ahli pertanian dan lainnya. Selain dari pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak dapat dikategorikan Green Jobs, sebut saja : pega

Ayo Lapor Pajak Kamu dengan Aplikasi Pajak Online

Ayo sudah bulan Februari sebentar lagi Maret, kamu sudah mempersiapkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan Pribadi kamu belum? Jangan lupa lho deadline pelaporan SPT secara mandiri tanggal 31 Maret setiap tahunnya. Sebagai warga negara yang baik kamu jangan sampai lupa ya untuk melaporkan SPT kamu setiap tahunnya. Bagi para pegawai yang bekerja di perusahaan, setiap penghasilan kita setiap bulannya sudah dipotong pajak penghasilan (Pph 21) dan disetorkan ke kantor pajak oleh perusahaan. Walaupun sudah disetorkan pajak penghasilan kita oleh perusahaan namun tetap menjadi kewajiban kita sebagai subjek pajak untuk melaporkan secara mandiri SPT kita. Laporan SPT itu mudah loh enggak ribet kok. Tapi wajib dilakukan ya jangan sampai nggak. Karena kalau kamu nggak melaporkan SPT kamu secara mandiri sebelum 31 Maret setiap tahunnya, kamu bisa didenda oleh kantor pajak. Saat ini pelaporan SPT itu sudah bisa dilakukan secara online lu jadi tinggal klik aja nggak perlu ngeprint fo

5 Trik Cara untuk Biayai Liburan di Tahun 2020

5 trik cara untuk biayai liburan di tahun 2020 bisa kamu simak disini. Tahun 2020 sudah 3 bulan terlewati nih. Kamu udah nabung belum untuk liburan kamu di tahun ini? Sudah tentukan destinasi wisata travelling impian kamu? Sudah tau berapa nominal yang harus kamu siapkan? Credit to: www.pixabay.com 5 Trik Cara untuk Biayai Liburan di Tahun 2020: Cek Rencana Pemasukan  Dalam setahun ini kira-kira ada pemasukan diluar gaji bulanankah? Misal Bonus, THR, Gaji ke-13, atau usaha sampingan. Coba kamu hitung, apakah cukup untuk membiayai liburan impian kamu. Cek Rencana Pengeluaran  Kalau pengeluaran non rutin, adakah? Coba dihitung dan kurangilah dari rencana pemasukan non rutin kamu. Contoh pengeluaran non rutin nih, karena kebanjiran kemarin jadi harus keluar biaya extra untuk membeli/memperbaiki barang-barang yang rusak, membeli barang impian kamu dan lainnya.  Cek Nominal Tabungan Kamu rela gak kuras tabungan demi untuk membiayai liburan kamu?  Jangan lupa tetap d